Saturday, 6-2-2021 17:53 78
Pemerintah akan memberikan insentif pajak bagi pengguna mobil listrik berbentuk bebas pungutan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) alias pajak 0 persen.
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Septian Hario Seto mengatakan rencananya pemerintah akan mengimplementasikan keringanan tersebut pada akhir tahun. Karenanya, ia menilai waktu beli mobil listrik yang tepat adalah akhir tahun.
"Yang akan kami berikan adalah insentif dari sisi fiskal. PPnBM-nya akan 0 persen by Oktober atau November ini, Jadi, kalau mau beli mobil listrik tunggu saja sampai akhir tahun," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/2).
Namun, ia menyadari insentif tersebut tidak serta merta mendorong penjualan mobil listrik. Ia memperkirakan permintaan mobil listrik akan bertambah secara perlahan sejalan dengan pengembangan infrastruktur dalam negeri.
"Kami lihat akan gradual (bertahap) ini penetrasinya, mungkin sampai 2025, mungkin slowly naik sampai 2030 akan lebih banyak. Tapi dalam estimasi kami, tidak akan langsung tiba-tiba marketnya mobil listrik begitu kami kasih insentif ini itu langsung 20 persen," jelasnya.
Sementara itu, permintaan mobil listrik secara global semakin tumbuh. Ia mencontohkan permintaan mobil listrik di Eropa pada 2020 lalu naik 137 persen.
Sementara itu, permintaan mobil listrik di China 12 persen dan AS 4 persen. Karenanya, ia berharap Indonesia tidak hanya menjadi pengekspor baterai kendaraan listrik, namun juga sebagai penggunanya.
"Menurut saya memang nanti di awal-awal Indonesia mungkin akan jadi base untuk ekspor untuk baterai lithium-nya. Tapi, kita kan memang harus create juga demand di dalam negeri," katanya.
Pemerintah menargetkan dapat memproduksi sebanyak 19 ribu mobil listrik dan 750 ribu sepeda motor listrik di Indonesia pada 2025. Target ini tertuang dalam komitmen dari peserta dan pelaku usaha dalam kegiatan public launching Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan target ini untuk mendukung penghematan devisa sebesar US$1,8 miliar, akibat pengurangan impor BBM.
"Kita membutuhkan kerja yang luar biasa dan sinergi yang baik dalam mengimplementasikan program KBLBB agar tercapai target-target yang telah ditetapkan," ujarnya. (Yoy)
Sumber : CNN Indonesia