Monday, 6-5-2024 21:42 209
Di tengah kemajuan pesat kecerdasan buatan (AI), banyak pekerja merasa cemas akan masa depan karier mereka. AI, yang semakin canggih dan mampu melakukan berbagai tugas manusia, telah menimbulkan pertanyaan tentang relevansi keterampilan manusia di masa depan.
Direktur Ekonomi Digital dan Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengungkap ada banyak lapangan kerja yang bisa digantikan AI. Pun begitu keberadaan manusia tetap dibutuhkan.
"Kita nggak bisa menutup mata AI akan menggantikan pekerjaan manusia. Tapi masih butuh kita, AI ini kan berkembangnya juga harus dari manusia yang memerintahkan untuk membuat kecerdasan buatan tersebut," ujar Nailul di Jakarta.
Ditambahkan kehadiran AI menciptakan lapangan kerja baru. Hanya saja bersamaan dengan itu muncul tantangan baru. "Jangan sampai muncul lapangan pekerjaan baru tapi yang malah masuk adalah tenaga kerja asing," ungkap Nailul.
Karenanya, dia mengingatkan untuk meningkatkan kemampuan diri. Sehingga tidak tergerus dengan AI dan tenaga kerja asing."Kita harus bersiap menjadi SDM yang mumpuni. Ketika pekerjaan hilang gara-gara AI, muncul pekerjaan baru tapi dimasuki oleh tenaga kerja asing," kata Nailul.
Dalam dunia yang semakin dipengaruhi oleh AI, kemampuan untuk berkomunikasi dengan mesin menjadi semakin penting. Karena itu, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria perlu keahlian dalam membuat prompt.
Prompt sangat menentukan efektivitas generatif AI. Prompt yang dirancang dengan baik dapat mengarahkan AI menghasilkan respons yang relevan, akurat dan inovatif.
"Generatif AI akan membaca prompt yang dibuat, menyesuaikan dengan impulse-impulse yang diberikan," kata Nezar.
Untuk membuat prompt yang bagus, menurut Wamenkominfo, tidak sembarang. Semua ada ilmunya dan untungnya saat ini mudah dipelajari lewat kursus online. "Siapa yang jago bikin prompt akan lebih maju dalam memanfaatkan AI," pungkas Nezar. (Yoy)
Sumber : detik.com