Tuesday, 16-7-2024 09:55 301
Penumpang menggugat maskapai JetBlue karena awak kabin yang diduga menumpahkan teh panas saat terjadi turbulensi.
Melansir Stuff.co.nz, Selasa (16/7/2024), penumpang Tahjana Lewis mengkalim dalam gugatannya bahwa ia mengalami luka bakar yang parah di bagian dada, kaki, dan tangannya atas insiden itu. Lantas ia menuntut ganti rugi sebesar USD 1,5 juta atau sekitar Rp 24,3 miliar.
"Dari semua luka-luka atau dampaknya, penggugat merasa sakit dan sebagian cacat," kata gugatan tersebut. Dijelaskan pula bahwa luka tersebut berpotensi melumpuhkan secara permanen.
Insiden itu terjadi pada Rabu (15/5) saat penerbangan antar kota di Amerika Serikat yakni dari Orlando ke Hartford, dekat tempat tinggal Lewis. Selama penerbangan, terdapat kru kabin yang melayani penumpang dengan membawa teh panas. Menurut pengacara Lewis, Edward Jazlowiecki, saat pesawat berguncang karena turbulensi, kru kabin itu menumpahkan teh panas ke pangkuan dan bagian dada Lewis. Itu menyebabkan luka bakar tingkat dua dan tiga.
JetBlue menolak berkomentar melalui pengacaranya, Steven Arnold. Keluhan tersebut, yang awalnya diajukan pada bulan Juni ke Pengadilan Tinggi Connecticut dan baru-baru ini dipindahkan ke Pengadilan Distrik AS. Pengacara korban juga menuduh bahwa teh tersebut sangat panas dan para kru tidak memberikan pertolongan pertama yang tepat kepada Lewis setelah tumpahan tersebut. Para awak pesawat memberikan Lewis, yang duduk di kursi lorong, sesuatu untuk mengepel cairan tersebut dan menyarankannya untuk mencari perawatan medis saat mendarat, menurut Jazlowiecki.
Pengacara tersebut menambahkan bahwa Lewis langsung menuju ruang gawat darurat setelah mendarat. Dokter mengatakan kepadanya bahwa ia mungkin memerlukan cangkok kulit, karena kulitnya terkelupas. Di sisi lain, beruntung putri Lewis yang berusia 5 tahun dan dalam penerbangan yang sama tidak mengalami cedera.
Sementara itu menurut gugatan tersebut, saat tanda turbulensi dan kencangkan sabuk pengaman menyala, kru seharusnya tidak menyajikan minuman panas. "Ini adalah kelalaian yang parah," kata Jazlowiecki.
Lewis merasa bahwa ia mengalami jaringan parut dan cacat pada lima bagian tubuhnya dan membutuhkan perawatan medis. Gugatan tersebut menambahkan bahwa ia tidak dapat bekerja secara penuh karena luka-luka tersebut. Besaran biaya yang dituntutnya sebagai ganti rugi akan mencakup biaya perawatan medis, kehilangan pekerjaan, penderitaan mental, dan potensi biaya perawatan terkait di masa depan.
Gugatan atas air panas tersebut bukanlah yang pertama kali. Tak hanya terjadi di penerbangan, tahun lalu, seorang wanita (85) mmenggugat McDonald's setelah ia diberi secangkir kopi dengan tutup yang tidak dilekatkan dengan benar. Saat ia ingin meminumnya, tutupnya terlepas dan menyebabkan luka bakar pada di tubuhnya. (Yoy)
Sumber : detikcom