Sunday, 30-10-2022 20:33 101
Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si memberikan kiat memilih bahan hingga alat untuk membuat ramuan herbal yang benar dan baik guna menjaga kesehatan tubuh.
Dia, dalam sebuah webinar kesehatan pada Minggu, mengatakan bahwa dalam membuat jamu, orang-orang harus memastikan bahan yang digunakan segar dan tidak tercemar misalnya bakteri, jamur, rumput dan hama penyakit.
Menurut Inggrid, walau terbuat dari bahan segar, tetap ada risiko jamu dapat tercemar. Oleh karena itu, upaya pertama untuk membuat jamu segar yang baik, dimulai dari memilih bahan baku yang bagus seperti rimpang, kulit batang, daun, bunga, biji dan buah. Tidak masalah apabila bahan didapatkan dari pasar, bukannya menanam sendiri.
Pada ramuan yang memanfaatkan rimpang-rimpangan seperti jahe, maka pastikan kulit rimpang tampak halus, tidak kisut, tidak mengkilat, tidak ada patahan, tidak bertunas, tidak rusak, penampang melintangnya cerah, tidak busuk dan tidak ada bagian lunak atau bonyok.
Memotong sedikit bagian rimpang dapat menjadi cara memastikan kondisinya bagus.
Untuk daun, pilih yang segar, tidak layu, sementara untuk bunga atau biji, buah-buahan carilah yang tidak kisut dan kulitnya tidak mengkilat.
Bahan-bahan yang sudah dipilih kemudian disortir kembali lalu dicuci dengan air mengalir dan tiriskan. Sumber air bisa dari sumur, PAM, atau air isi ulang asalkan tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.
Untuk herbal-herbal yang tidak direbus atau mentah, pastikan air yang digunakan dalam kondisi matang.
Sementara untuk alat-alat, Inggrid merekomendasikan peralatan yang sudah terstandarisasi layak digunakan (food grade) atau aman untuk kesehatan.
Panci yang digunakan untuk merebus, misalnya terbuat dari stainless steel, panci kaca, gerabah atau tanah liat. Dia melarang penggunaan panci berbahan aluminium karena bisa berinteraksi dengan zat aktif di dalam herbal.
Lalu, wadah untuk menyimpan jamu sebaiknya dalam botol kaca atau botol plastik yang food grade. Botol kemasan air mineral tidak boleh dipakai karena ada risiko zat-zat karsinogenik keluar dari plastik dan bercampur dengan jamu. Selain itu, jagalah kebersihan saat menyiapkan dan lingkungan di sekitar.
Inggrid mengatakan dari sisi manfaat, jamu sudah terkonfirmasi secara empirik dan eksperensial. Tetapi dia mengaku, efeknya tidak secepat obat kimia konvensional.
"Jamu biasanya takarannya tidak berupa konsentrat, jadi kandungan senyawa walau banyak tetapi dalam volume yang sedikit. Tidak seperti obat konvensional yang satu zat aktif tetapi sebetulnya besar, berupa konsentrat," kata dia.
Ramuan herbal yang biasanya dibuat pada level rumah tangga merupakan jamu segar yakni baru dibuat, segar dari sisi bahan ramuan tumbuhan obat, segera dikonsumsi dan dibuat untuk satu hari konsumsi. Jamu gendong termasuk dalam jenis ini.
Tetapi, sebenarnya jamu segar dapat dibuat untuk tiga hari, asalkan disimpan dalam lemari es.
Selain jamu segar, ada juga dalam bentuk lain semisal jamu godogan yakni rebusan dari bahan-bahan herbal yang sudah dikeringkan. Jenis lainnya berupa seduhan, olesan, pil, tablet atau kapsul.
Jamu segar untuk yang dewasa dapat dicampur anggur jamu, kuning telur, madu ataupun produk jamu bungkusan asal tahu persis campuran yang dimasukkan sehingga tidak ada kandungan yang berlebihan. (Yoy)
Sumber : Antaranews.com