Thursday, 6-3-2025 09:58 122
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menyebut data pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dimiliki Kemnaker mencapai 50 ribu pekerja. Namun, ini merupakan data tahun lalu.
Hal ini disampaikan saat mengulas keterangan resmi dari Kementerian Perindustrian. Data Kemenperin menyebut sektor manufaktur telah menyerap tenaga kerja 1,08 juta orang, sementara jumlah PHK hanya 48.345 orang.
"Saya komunikasi dengan Menteri Perindustrian, malah kalau kita lihat terjadi pertumbuhan industri sebenarnya. (Sektor) manufaktur penyerapan tenaga kerja tahun lalu itu 1 juta lebih, kemudian dibandingkan dengan data PHK yang kami miliki yang sekitar 50 ribu. Jadi pesan positif ini menurut saya ini juga kita harus sampaikan," kata dia dalam konferensi pers di Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta, Rabu (5/3/2025).
Yassierli mengaku tidak menutup mata jika ada sejumlah sektor mengalami kontraksi. Dia menyebut, keputusan sebuah perusahaan melakukan PHK menurutnya disebabkan oleh beberapa faktor, seperti daya saing dan tata kelola internal perusahaan.
"Walaupun saya tidak menutup mata memang ada beberapa perusahaan atau industri yang kemudian juga ada yang kemudian sedang fase kontraksi. Tapi ada yang tumbuh," tuturnya.
Namun, dia membantah banyak perusahaan yang melakukan PHK massal. Dia mencontohkan isu PHK terhadap pekerja pabrik PT Mayora Indah Tbk yang Informasi.
"Memang ada beberapa perusahaan yang kalau kami baca di media juga dituliskan ada PHK ya. Setelah kita cek sebenarnya juga tidak semuanya. Contoh Mayora misalnya, kita sudah cek ternyata ya tidak seperti itu beritanya," ucapnya
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkap data bahwa sektor industri manufaktur telah menyerap banyak tenaga kerja. Berdasarkan data dari Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas), pada 2024, jumlah tenaga kerja baru yang diserap industri manufaktur mencapai 1.082.998.
Agus menyebut angka ini lebih besar dari jumlah PHK yang dilaporkan Kementerian Ketenagakerjaan pada 2024 sebesar 48.345 orang. Sebagai catatan, jumlah pekerja yang ter-PHK pada periode tersebut bukan hanya merupakan pekerja di sektor manufaktur, tetapi angka total untuk semua sektor ekonomi.
"Bahwa memang benar ada penutupan beberapa pabrik dan pemutusan hubungan kerja (PHK), kami menyampaikan empati kepada perusahaan industri dan pekerja yang mengalami hal tersebut. Kemenperin terus berupaya meningkatkan investasi baru di sektor manufaktur, mendorong munculnya industri baru untuk mulai berproduksi sehingga menyerap tenaga kerja baru lebih banyak dan menjadi alternatif lapangan kerja bagi pekerja yang terdampak PHK," kata Agus, dalam keterangannya, Rabu (5/3/2025). (Yoy)
Sumber : detikcom
Tuesday, 4-2-2025 13:16 195