Gambar App
XSpace Radio
Dapatkan info lengkap disini

Kuliah Baik Untuk Kesehatan Mental Orang Muda

Monday, 7-10-2024 14:03 243

Gambar Konten

Sebagian orang masih ada yang menyangsikan pentingnya pendidikan tinggi. Sementara, berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh University of Surrey, pendidikan tinggi berdampak pada kesehatan mental yang lebih baik bagi kaum muda.

Penelitian pada 2022 lalu ini juga menunjukkan lingkungan universitas memiliki pengaruh positif terhadap hasil profesional bagi mereka yang memiliki riwayat tekanan mental.

Para peneliti juga menemukan orang kulit hitam dan Asia cenderung tidak menyatakan memiliki penyakit mental dibandingkan dengan orang kulit putih. Lebih jauh lagi, kaum muda yang tumbuh di daerah yang lebih miskin dan tidak pernah kuliah lebih mungkin mengalami masalah kesehatan mental.

 

Pendidikan Tinggi Bisa Dilihat sebagai Ruang Inklusif

Dr Anesa Hosein dari University of Surrey dan kepala peneliti dari penelitian yang didanai oleh Economic and Social Research Council ini, mengatakan, mengalami masalah kesehatan mental pada awal kehidupan dapat menyebabkan konsekuensi buruk yang mendalam bagi hasil kesehatan mental seseorang saat dewasa. Selain itu, ada potensi dampak negatif lebih lanjut pada hasil kehidupan pendidikan dan pekerjaan mereka.

"Efek kesehatan mental ini juga dibentuk oleh keanggotaan kelompok sosial. Misalnya, paparan trauma dan viktimisasi individu kulit hitam meningkatkan risiko psikosis mereka," jelasnya, dikutip dari University of Surrey.

Tim peneliti menganalisis data dari Longitudinal Study of Young People in England yang mensurvei orang-orang yang lahir antara 1989 dan 1990. Tim kemudian menggunakan metode analisis multilevel heterogenitas individu dan akurasi diskriminatif untuk memprediksi peluang apakah hal-hal seperti identitas seksual, etnis, gender, dan status sosial ekonomi berkaitan dengan hasil kesehatan mental anak muda pada usia 25 tahun, dan apakah berbeda berdasarkan kehadiran di universitas.

Temuan tersebut juga menunjukkan meskipun menjadi perempuan atau mengidentifikasi diri sebagai minoritas seksual meningkatkan peluang anak muda mengalami masalah kesehatan mental pada usia 25 tahun, di antara kaum minoritas seksual, peluang melukai diri sendiri pada mereka yang kuliah dibandingkan dengan mereka yang tidak kuliah hanyalah setengahnya.

"Bagi kaum minoritas seksual, pendidikan tinggi dapat dilihat sebagai lingkungan yang terbuka dan inklusif, tempat individu lebih bebas mengeksplorasi identitas seksual mereka. Oleh karena itu, memiliki ruang untuk mengekspresikan identitas seksual mereka yang sebenarnya dapat mengurangi risiko perilaku menyakiti diri sendiri di masa mendatang," terang Hosein.

"Penelitian ini mengingatkan kita pada konteks yang lebih luas; masa dewasa muda merupakan masa yang menantang bagi kesehatan mental. Sering kali lebih mudah untuk mengidentifikasi tantangan ini dalam populasi universitas, tetapi mengakui konteks yang lebih luas sangat penting jika kita berupaya mengurangi beban kesehatan mental yang buruk di kalangan dewasa muda," imbuh Dr Nicola Byrom salah satu penulis studi tersebut. (Yoy)

Sumber : detikcom

Berita lainnya

world-news
Rela Macet Kehujanan Demi Durian Baduy

Friday, 24-1-2025 15:07 173

world-news
Sego Sambel Mak Yeye, Pedasnya Menyengat

Saturday, 11-1-2025 14:45 261

world-news
Ke Kebun Binatang Surabaya Lewat Terowongan

Tuesday, 24-12-2024 10:31 496

world-news
Orang Kota Pulang Kampung Jadi Petani Durian

Saturday, 21-12-2024 22:10 510