Gambar App
XSpace Radio
Dapatkan info lengkap disini

Rakyat Terbebani Pajak, BUMN Minta Disuntik Modal

Wednesday, 10-7-2024 08:39 314

Gambar Konten

Sederet Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengajukan suntikan dana alias Penyertaan Modal Negara (PMN). Triliunan anggaran itu bakal digunakan buat berbagai proyek.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP), Wakil Ketua Komisi VI Mohammad Hekal mengatakan ada sejumlah BUMN yang mengajukan PMN. Hal ini mengacu berdasarkan hasil rapat Komisi VI dengan Menteri BUMN Erick Thohir pada 7 Juni 2024.

"Ada usulan PMN untuk 2025. Yaitu satu untuk PT KAI sebesar Rp 1,8 triliun, PT INKA sebesar Rp 976 miliar, untuk PT PELNI Rp 1 triliun dan untuk Perum Damri Rp 1 triliun. Hari ini kita ingin mendengar dan melanjutkan pendalaman yang sudah dilakukan diskusi sebelumnya," ucapnya di Komplek DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (9/7/2024).

Berikut adalah daftar proyek yang mau mereka lakukan.

1. PT KAI

BUMN pertama adalah PT KAI. Mereka mengusulkan PMN sebesar Rp 1,8 triliun untuk 2025. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT KAI Salusra Wijaya mengatakan, kebutuhan anggaran ini untuk mendukung peremajaan aset dan pengadaan aset kereta baru. Salah satunya, untuk memenuhi kebutuhan trainset armada Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek.

"Nah sekarang yang terjadi ini cadangan juga sudah habis terpakai karena beberapa kereta sudah enggak bisa difungsikan, jadi safety, security maupun pelayanan kita sekarang sangat berbeda sekali sehingga ini benar-benar sifatnya urgent untuk penggantian kereta, penggantian dan penambahan kereta," kata Salusra.

2. PT INKA

BUMN kedua adalah PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA mengajukan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 976 miliar untuk 2025. Direktur Utama PT INKA, Eko Purwanto, mengatakan suntikan dana diperlukan untuk mengembangkan industri perkeretaapian di dalam negeri.

Eko menjelaskan bahwa PMN 2025 ditujukan karena meningkatnya permohonan pembuatan kereta api khususnya dari PT KAI Group.

"Didasari kebutuhan kereta api terutama di dalam negeri yang kebutuhan dari PT KAI Group kereta-kereta berpenggerak commuter baik itu KRL maupun kereta elektrik lainnya yang non-KRL ini juga kereta-kereta yang aglomerasi. Jadi kebutuhan yang meningkat tidak sebanding dengan kapasitas PT INKA," jelas Eko di Komplek DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (9/7/2024).

Eko kemudian menjelaskan bahwa PMN sebesar Rp 976 miliar diperlukan untuk mengembangkan kapasitas PT INKA dalam mengembangkan sarana perkeretaapian. Selain itu, PMN juga diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan kecepatan penyediaan produk perkeretaapian.

Oleh sebab itu, Eko mengatakan PMN spesifik bakal digunakan untuk mengembangkan fasilitas produksi yang bisa memproduksi komponen kereta api yang kerap didatangkan dari luar negeri.

"PMN 2025 ini nanti akan kami pergunakan untuk pengembangan fasilitas produksi, untuk pengembangan dan penyediaan beberapa komponen yang mulai kami rencanakan untuk bisa diproduksi di dalam negeri. Sehingga beberapa komponen yang selama ini impor bisa dikurangi dan bisa kita sediakan di dalam negeri," terangnya.

3. PT Pelni

BUMN ketiga adalah PT Pelni (Persero), mereka mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 2,5 triliun untuk 2025. Triliunan anggaran disebut bakal digunakan untuk membeli dua unit kapal penumpang baru.

"PMN 2025, kami mengusulkan PMN sebesar Rp 2,5 triliun untuk pembelian dua unit kapal penumpang baru new building, yang telah melewati umur teknisnya 30 tahun pada tahun 2024 ini," ucap Direktur Utama Pelni, Tri Andayani, di Komplek DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (9/7/2024).

Tri kemudian menjelaskan, bahwa pengadaan kapal baru dilakukan karena umur armada kapal Pelni yang berusia di atas usia 30 tahun mencapai 12 kapal. Ini ekuivalen 46% dari total armada Pelni yang tentunya berdampak terhadap aspek keselamatan dan inefisiensi aspek operasional dan aspek teknis.

"Tentunya akan memberikan dampak risiko pada aspek keselamatan dan dampak inefisiensi pada aspek operasional dan aspek teknis karena semakin bertambahnya umur kapal," jelasnya.

4. PERUM DAMRI

BUMN keempat adalah PT Perum DAMRI, mereka mengusulkan Penerimaan Modal Negara (PMN) Rp 1 triliun untuk 2025. Direktur Utama DAMRI, Setia N Milatia Moemin, mengatakan bahwa PMN bakal digunakan untuk meremajakan ratuan bus diesel angkutan perintis dan mendatangkan 100 bus listrik.

Setia awalnya merinci Rp490 miliar dana PMN bakal digunakan untuk peremajaan sebanyak 384 bus diesel angkutan perintis.

"Di mana bus ini terdiri dari bus-bus yang tahun buatannya tahun 2014 dan 2015," ucap Setia di Komplek DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (9/7/2024).

Dia menjelaskan bahwa peremajaan dilakukan karena usi bus angkutan perintis sudah lebih dari 7 tahun. Bahkan, ada armada bus yang mendekati 10 tahun, salah satunya armada perkotaan.

"Usia armada angkutan perkotaan mendekati 10 tahun sebagai batas angkutan perkotaan," sebutnya.

Oleh karena itu, peremajaan dilakukan karena kualitas bus yang sudah tua kurang baik karena kondisi di medan dan lapangan yang berat.

Di sisi lain, Setia menjelaskan bahwa sisa dana Rp510 miliar bakal dialokasikan untuk penyediaan 100 bus listrik beserta infrastruktur angkutan perkotaan di Transjakarta.

"Karena DAMRI menguasai 467 bus dari 1.347 bus besar di Transjakarta, 467 bus ini harus digantikan menjadi bus listrik. Yang kami ajukan adalah untuk 100 bus listrik untuk tahun 2025, itu melingkupi 34% dari seluruh bus Transjakarta yang ada," pungkasnya. (Yoy)

Sumber : detikcom

Berita lainnya