Monday, 24-10-2022 19:56 75
Kementerian Kesehatan menyatakan pemberian obat antidotum dengan merek Fomepizole kepada pasien gagal ginjal akut progresif atipikal akan ditanggung pemerintah alias diberikan secara gratis.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menambahkan setiap pasien membutuhkan satu vial yang digunakan dalam beberapa kali tahapan pemberian obat.
"Iya obatnya [Fomepizole] diberikan secara gratis. Satu vial satu pasien per siklus pengobatan," kata Nadia saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (24/10).
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin juga memastikan biaya obat antidotum dengan merek Fomepizole untuk pasien gagal ginjal akut ditanggung pemerintah.
Budi menyebut obat tersebut dibeli dari Singapura dengan harga sekitarRp16 juta per vial. Rencananya pihaknya juga bakal mendatangkan Fomepizole dari Australia, Amerika Serikat, hingga Jepang.
"Jadi obat barunya akan biaya kita, nanti kita yang memberikan itu ke seluruh rumah sakit yang ada pasien yang bergejala ginjal akut ini," kata Budi di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (24/10).
Budi menyebut pihaknya memilih Fomepizole lantaran sifat obat ini mampu mengikat racun dari senyawa berbahaya yang ada di dalam tubuh. Selain itu obat ini merupakan obat paling baru dengan efikasi paling tinggi berdasarkan riset dari para ahli farmakologi di Indonesia.
Menurutnya, obat tersebut telah didatangkan dengan jumlah 10 vial untuk Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr Cipto Mangunkusumo atau RSCM pada Selasa (18/10). Dari hasil pemberian obat itu, sejumlah pasien mengalami perbaikan pada kondisi ginjal.
Namun, kata Budi, apabila kondisi ginjal pasien sudah memburuk atau sudah masuk stadium tiga dengan tingkat kreatinin yang tinggi, efikasi obat tersebut sulit untuk bekerja secara signifikan pada tubuh pasien.
"Regimennya diberikannya standarnya sesudah diberikan itu ada empat kali pemberian selanjutnya. Jadi dia dalam bentuk vial, vial itu kayak tabung kecil dari gelas. Nah, satu anak diberikan satu bertahap, satu di awal, kemudian empat kali pemberian sesudahnya," ujarnya.
Berdasarkan data Kemenkes per Minggu 23 Oktober, tercatat 245 kasus gagal ginjal akut di sejumlah daerah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 141 pasien meninggal dunia. (Yoy)
Sumber : CNN