Monday, 23-5-2022 08:24 137
Astronaut diprediksi bisa meminum air yang didapat dari permukaan bulan. Pasalnya, para peneliti menemukan beberapa sumber air potensial yang merupakan dampak dari letusan gunung berapi jutaan tahun lalu.
Dikutip dari Phys, letusan itu menghasilkan dampak jangka panjang terhadap Bulan. Salah satunya adalah permukaan es yang berasal dari uap air akibat letusan tersebut.
"Mungkin saja 5 atau 10 meter di bawah permukaan, Anda akan mendapatkan lapisan es yang sangat besar," kata Paul Hayne, asisten profesor dari Department of Astrophysical and Planetary Sciences (APS) and the Laboratory for Atmospheric and Space Physics (LASP) University of Colorado Boulder.
Para ahli berkesimpulan demikian setelah melakukan simulasi komputer untuk mereka ulang kondisi Bulan jutaan tahun lalu. Dari simulasi tersebut, para ahli melihat letusan banyak gunung api di Bulan menghasilkan jumlah uap air yang sangat banyak.
Akibatnya, saat itu ada efek seperti embun perak di permukaan bulan yang terlihat di antara pergantian siang ke malam. Para ahli juga memperkirakan Bulan pernah dilapisi es selebar 6 ribu mil persegi.
Mayoritas lapisan es itu berada di sekitar Kutub Utara dan Selatan Bulan. Namun, para ahli belum mengetahui asal-usul banyaknya air tersebut. "Ada banyak sumber potensial saat ini," kata Hayne.
Temuan soal lapisan es di Bulan ini juga dipublikasikan dalam The Planetary Science Journal. Masih dalam jurnal yang sama, para ahli menduga 18 kuadriliun pound air vulkanik berubah menjadi es jutaan tahun lalu di Bulan.
Hanya saja, lapisan es tersebut tidak mudah untuk ditemukan. "Kita benar-benar harus mengebornya dan mencari lapisan es itu," kata Hayne.
Sementara itu, dikutip dari sciencefocus, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berencana mengirim kembali astronot ke Bulan pada misi Artemis III. Pengiriman itu kemungkinan dilakukan pada 2026 dengan tujuan wilayah Kutub Selatan Bulan.
Misi Artemis juga dilakukan untuk menindaklanjuti temuan air di Bulan. (Yoy)
Sumber : CNN Indonesia