Tuesday, 26-4-2022 08:47 84
Elon Musk sepakat akan membeli Twitter dengan banderol US$44 miliar atau setara Rp635 triliun.
Keputusan itu membawa kekhawatiran bagi kubu Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. Sejumlah pejabat anak buah Biden di Gedung Putih takut mantan Presiden AS, Donald Trump, diperbolehkan berkicau lagi di Twitter, seperti dikutip dari CNBC.
Kesepakatan antara Elon Musk dan Twitter itu juga tak lepas dari perhatian lebih dari enam penasihat Biden, termasuk dua pejabat di Gedung Putih.
Sejumlah pejabay di kubu Biden yang tak mau disebutkan identitasnya mengatakan semakin takut bahwa CEO Tesla itu akan mengizinkan lagi Trump dan para politikus Partai Republik untuk main Twitter.
Elon Musk sendiri mengisyratkan bahwa platform media soslai tak boleh memberangus kebebasan berpendapat.
"Kebebasan berpendapat merupakan fondasi dari fungsi-fungsi demokrasi, dan Twitter adalah pusat kota digital semua hal penting dari masa depan umat manusia diperdebatkan," demikian pernyataan Elon Musk dalam pengumuman kesepakatan itu.
Pernyataan itu pun dikhawatirkan sejumlah lingkaran dalam Biden dan Partai Demokrat. Mereka takut hoaks akan kembali membeludak di Twitter usai dibeli Musk.
Situasinya disebut jadi semakin menyulitkan kubu Demorat ketika Trump bakal maju lagi mencalonkan diri jadi Presiden AS menantang Biden pada 2024. Mantan Presiden AS, Barrack Obama, disebut pihak yang khawatir bahwa Trump akan muncul lagi di Twitter.
"Saat ini, Trump akan menggunakan Twitter dengan daya hancur yang lebih besar demi mengembalikan kekuasaannya di 2022 dan 2024. Sebab, tak ada indikasi bahwa Elon Musk akan melakukan apapun demi menghentikannya (Trump)," tutur mantan tim strategis Demokrat, Mary Anne Marsh, kepada CNBC.
Seorang ahli strategi yang dekat dengan pendonor raksasa di Silicon Valley mengatakan penjualan Twitter ke Elon Musk bakal tidak baik bagi Partai Demokrat.
"Dia (Elon Musk) insinyur dan pengusaha hebat, tapi saya tak percaya kepadanya untuk membiarkan putri saya dan jutaan orang lainnya mengandalkan informasi," tutur ahli strategi yang tak ingin disebutkan identitasnya.
Demokrat kini disebut bisa kehilangan suara di DPR maupun Senat pada pemilihan paruh waktu kongres 2022. (Yoy)
Sumber : CNN Indonesia