Thursday, 4-3-2021 21:46 89
Ketua Tim Kerja Percepatan Pengembangan EV Baterry Agus Tjahajana mengungkapkan holding baterai kendaraan listrik akan bernama Industri Baterai Indonesia (IBI). Rencananya, IBI akan terbentuk paling lambat pada Juni 2021.
"Namanya sudah ada walau belum lahir, walau belum ada akta. Namanya IBI, Industri Baterai Indonesia," ucap Agus di acara bertajuk Prospek Pembentukan Holding Baterai, Kamis (4/3).
Sesuai rencana, IBI akan berisi empat perusahaan BUMN. Mereka adalah PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau MIND ID, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam, PT Pertamina (Persero), dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) alias PLN.
"Kita akan share seperempat, seperempat," ucapnya.Nantinya, masing-masing perusahaan pelat merah akan menggenggam porsi kepemilikan yang sama.
Setelah lahir, holding akan membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) untuk membangun industri baterai listrik dari hulu ke hilir. Di hulu, ada Antam dan Inalum, sementara di hilir ada Pertamina dan PLN.
Menurut hitung-hitungan sementara, proyeksi investasi yang dibutuhkan akan mencapai US$13 miliar atau setara Rp185,25 triliun (kurs Rp14.250 per dolar AS) sampai 2026-2027. Proyeksi investasi ini untuk menunjang kapasitas produksi mencapai 30 GWh.
"Untuk 30 GWh, kira-kira butuh US$13 miliar," imbuhnya.
Selanjutnya kebutuhan investasi kemungkinan bakal naik menjadi US$17 miliar dengan perkiraan untuk memenuhi kapasitas produksi mencapai 140 GWh. Dengan proyeksi kebutuhan investasi yang besar, maka dapat dipastikan IBI perlu suntikan modal dari investor luar negeri.
Sementara Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga berharap pembentukan IBI bisa lebih cepat dari jadwal.
"Prosesnya mungkin tidak akan lama holding ini akan jadi, tidak lama lagi lah sebulan, dua bulan, selesai ini," imbuh Arya pada kesempatan yang sama. (Yoy)
Sumber : CNN Indonesia