Saturday, 5-8-2023 20:03 358
Iran secara resmi memulai shutdown nasional selama dua hari, Rabu (2/8/2023). Hal ini sebagai dampak "malapetaka" terbaru bumi, yakni melonjaknya fenomena alam ekstrim.
Suhu melonjak signifikan di Negeri Persia itu. Panas yang belum pernah terjadi sebelumnya telah memaksa penutupan kantor pemerintah, bank dan sekolah.
"Penutupan akan mencakup hari kerja Rabu dan Kamis," ujar Juru bicara pemerintah Ali Bahadori Jahromi pada hari Selasa dikutip CNBC Indonesia.
Kementerian Kesehatan Iran mengatakan juga mengatakan bahwa semua pusat medis nasional akan siaga untuk mengobati orang yang menderita gelombang panas. Kementerian juga memperingatkan bahwa penutupan mungkin perlu diperpanjang untuk melindungi kesehatan masyarakat.
Penutupan selama dua hari terjadi pada saat panas ekstrem di seluruh dunia, dengan Juli digadang-gadang menjadi bulan terpanas dalam sejarah. Banyak kota dan kota di Iran mengalami suhu di atas 40 derajat Celcius pengan kota Ahvaz di Barat Daya negara itu mencatatkan suhu hingga 50 derajat Celcius.
Selain cuaca panas, kekurangan air merupakan masalah utama bagi Iran sebagai dampak dari perubahan iklim. Tercatat, Negeri Para Mullah telah dilanda kekeringan yang meluas selama lebih dari dua tahun.
Pada akhir Mei, penjaga perbatasan Iran dan Afghanistan saling baku tembak di tengah meningkatnya ketegangan atas pasokan air regional. Selain itu, protes juga sempat pecah pada tahun 2021 atas kekurangan air di provinsi Khuzestan.
Sebelumnya, cuaca ekstrim sudah menganggu banyak negara di dunia. Bencana kekeringan mengganggu aktivitas transportasi logistik Sungai Rhein, Jerman.
Panama memutuskan untuk membatasi kapal yang melintasi Terusan Panama, yang menjadi urat nadi perdagangan antara Samudera Pasifik dan Atlantik. Di Tunisia, tingkat penampungan air yang kosong di negara itu bahkan mencapai 31%.
Kekeringan yang disebabkan suhu udara yang tinggi ikut dirasakan AS. Kekeringan dilaporkan telah mengancam produk pangan di beberapa negara bagian. Di Asia, China juga ikut merasakan fenomena global ini, di mana bulan ini, Negeri Panda diguncang banjir bandang karena anomali cuaca. (Yoy)
Sumber : CNBC Indonesia