Monday, 17-1-2022 23:10 50
Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Suharyanto menyebut pagelaran MotoGP Mandalika 2022 di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) digelar dengan sistem bubble atau gelembung karena masih dalam situasi pandemi Covid-19.
Komentar itu dikeluarkan Suharyanto terkait sikap Dorna Sports selaku operator MotoGP yang menolak karantina panjang di negara tuan rumah.
Indonesia sendiri dijadwalkan menjadi seri kedua, 18-20 Maret, dari agenda MotoGP 2022 setelah MotoGP Qatar pada 4-6 Maret mendatang.
"Makanya dilaksanakan sistem bubble khusus di Lombok. Jadi orang yang datang itu tidak ke mana-mana, datang dari bandara, masuk hotel, nonton MotoGP, balik lagi ke hotel, balik ke bandara," ujar Suharyanto di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Senin (17/1).
"Jadi tidak berinteraksi dengan masyarakat yang lain, dan dengan sistem bubble itu orang-orang yang masuk sudah yakin bahwa mereka aman dari Covid-19," ucap Suharyanto menambahkan.
Menurut Suharyanto, sistem bubble dipilih guna meningkatkan kepercayaan dari negara lain. Dengan protokol kesehatan yang ketat, Indonesia tetap bisa menggelar ajang dunia seperti MotoGP.
"[Sistem bubble] itu supaya meningkatkan kepercayaan negara lain kepada Pemerintah Indonesia, bahwa Indonesia dalam kondisi Covid, dengan prokes yang ketat itu bisa menyelenggarakan acara besar," kata Suharyanto.
Sebelumnya Dorna menolak penyelenggaraan MotoGP apabila pemerintah negara setempat memberlakukan karantina panjang selama 14 hari.
Dengan karantina panjang selama 14 hari, MotoGP akan membutuhkan waktu yang lebih banyak. Sejauh ini, jarak antarseri dalam beberapa balapan bervariasi, ada yang satu pekan hingga dua pekan.
Pada MotoGP 2022, Dorna Sports mengagendakan 21 balapan, termasuk MotoGP Mandalika yang sejauh ini masih menunggu homologasi. (Yoy)
Sumber : CNN Indonesia