Monday, 8-2-2021 20:18 91
Sebagai pelaku pemasaran, Ina Agustini Murwani, Deputy Head of Program MM Creative Marketing BINUS Business School, menyarankan untuk melakukan beberapa hal ini agar konsumen menangkap cerita yang kamu ciptakan saat ingin menyampaikan pesan terkait usaha yang sedang kamu kembangkan.
Kreativitas yang membumi. Membuat pesan untuk menarik perhatian audiensi menjadi tugas kamu. Tetapi, mengemasnya agar catchy, kamu perlu bekerja sama dengan tim kreatif. Masalahnya, sering kali ide cemerlang tersebut tidak dipahami oleh audiensi. Akibatnya, iklan tidak dimengerti dan pesan tidak sampai. Pastikan kamu dan tim kreatif memiliki perspektif yang sama, termasuk mengenal betul karakter, kebutuhan, dan perilaku target konsumen.
Buka komunikasi. Bicaralah dengan konsumenmu, tanyakan kenapa mereka membeli produkmu. Bagaimana mereka mengetahui soal brand kamu? Apa yang membuat mereka mencari produk kamu? Apa yang mereka tanyakan pada tim sales kamu? Membuka komunikasi adalah cara untuk benar-benar memahami target konsumen kamu. Jawaban dari mereka adalah materi yang bisa kamu gunakan untuk menyusun cerita yang pas.
Menajamkan empati. Tempatkan dirimu pada posisi konsumen. Apa yang mereka rasakan? Bagaimana mereka ingin ditanggapi oleh orang lain? Apa saja kebutuhan mereka saat ini? Kenali dorongan emosi yang mereka rasakan saat membeli produk kamu. Analisis emosi akan membantu kamu menentukan apa yang penting bagi konsumen dan bagaimana kamu bisa ikut memahaminya.
Membaca perilaku. Tiap generasi memiliki tren perilaku sendiri. Sekarang misalnya, tren selfie, check-in di tempat yang dikunjungi, dan mengunggah foto makanan ke media sosial, masih berjalan. Gunakan perilaku tersebut dalam kampanye produk kamu. Konsumen yang merasa terwakili oleh kampanye kamu akan lebih mudah menyerap nilai yang disampaikan.
Gunakan kekuatan media. Apa pun medianya--Facebook, blog, Twitter atau billboard-- gunakan kekuatan tiap media untuk menyampaikan nilai brand secara efektif. Tulis narasi yang menarik di blog, buat ringkasannya dalam 140 karakter di Twitter, bagi tautan ke website perusahaan di Facebook, dan tampilkan foto yang mewakili kampanye produk pada billboard.
Cerita yang kredibel. Membuat cerita yang menyentuh emosi bukan berarti kamu harus mengabaikan fakta dan data. Gabungan antara cerita dan data akan membuat target kamu tersentuh secara emosional dan intelektual. Produk sepatu bisa saja membuat iklan berupa cerita seorang anak yang harus berjalan belasan kilometer untuk bisa sekolah, dengan menyisipkan data tentang berapa banyak anak yang terpaksa putus sekolah akibat sulitnya akses transportasi.
Jaga kerja tim. Ketika seorang brand manager sudah menentukan nilai apa yang akan disampaikan lewat kampanyenya, ia juga harus menyampaikan hal itu kepada tim sales yang berada di lini depan pemasaran. Informasikan soal produk, nilai, cerita, serta hal-hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dibicarakan dengan konsumen. Tim sales adalah orang-orang yang akan melakukan kepada konsumen secara langsung, jangan sampai terjadi kesalahpahaman komunikasi yang bisa merugikan. (Yoy)
Sumber : Teen.co.id