Wednesday, 5-7-2023 06:39 292
Puluhan ribu wisatawan lokal dan mancanegara hari ini ikut merayakan tradisi Bakar Tongkang di Rokan Hilir, Riau. Kali ini, kapal tongkang yang terbakar jatuh ke arah laut.
Pantauan detikSumut di lokasi, wisatawan mulai memadati lokasi prosesi sejak siang tadi. Wisatawan datang ke Negeri Seribu Kubah menyaksikan tradisi yang telah ada dan jadi tradisi masyarakat Tionghoa.
Dalam event tersebut, wisatawan pertama kali berkumpul di Kelenteng Ing Hok Kiong di Jalan Kelenteng. Klenteng itu tercatat sebagai klenteng tertua sebagai bukti dari hadirnya masyarakat Tionghoa pada tahun 1820 silam.
Di klenteng, wisatawan berkumpul untuk sembahyang terlebih dahulu. Selanjutnya perwakilan kelenteng di Rokan Hilir akan datang dengan membawa replika berikut kebudayaan klenteng masing-masing.
Hujan gerimis sempat mengguyur lokasi pada pukul 14.00-15.00 WIB. Usai hujan turun, tradisi bakar tongkang kembali dilanjut dengan mengangkat tongkang 1 KM lebih menuju lapangan.
Arak-arakan pun sampai di lokasi sekitar pukul 16.59 WIB. Terlihat arak-arakan diiringi seni budaya seperti barongsai, drumb band, kuda lumping, reog hingga budaya taktung atau biasa dikenal oleh masyarakat setempat pengusir roh jahat.
"Tatung ini salah satu yang menarik dalam perayaan bakar tongkang. Mereka yang sudah dimasuki tatung atau roh nenek moyang akan kebal, itulah dia ditusuk juga tak apa-apa," kata warga setempat, Candra, Selasa (4/7/2023).
Tepat pukul 17.41 WIB, kapal tongkang replika mulai dibakar. Terlihat api mulai berkobar dari sisi belakang sampai ke seluruh bagian kapal karena kobaran api terus menjalar.
Arah Jatuhnya Kapal Jadi Kepercayaan Datangnya Rezeki
Hampir 1 jam dibakar, tiang kapal akhirnya jatuh ke arah laut. Arah jatuhnya tiang itu dipercaya masyarakat Tionghoa ke depan rezeki datangnya dari laut.
"Hari ini tiang kapal tongkang jatuh ke arah laut. Menurut masyarakat setempat rezeki datang dari laut, ini adalah moment yang sangat dinantikan masyarakat," kata Kadis Pariwisata Riau, Roni Rakhmat di lokasi.
Roni mencatat ada puluhan ribu wisatawan datang ke Rokan Hilir. Wisatawan datang dari dalam dan luar negeri setelah COVID-19 berakhir.
Sementara itu Gubernur Riau, Syamsuar mengatakan acara Bakar Tongkang di Rokan Hilir sempat vakum selama 3 tahun. Event ditiadakan karena pandemi COVID-19.
"Kita tahu setalah COVID ini baru kembali dilaksanakan Bakar Tongkang. Event ini masuk kalender wisata nasional," terang Gubernur Syamsuar saat membuka acara.
Syamsuar optimis tradisi turun temurun masyarakat Tionghoa di Rokan Hilir bisa membangkitkan kembali UMKM yang sempat lesu. Termasuk dapat menarik wisatawan mancanegara.
"Kegiatan seperti ini akan meningkatkan pendapatan UMKM di Rokan Hilir. Tentu pemerintah sedang mengerakkan wisata domestik, ini dari mancanegara juga hadir," kata Syamsuar.
Toleransi Masyarakat Tionghoa Selama Ritual Berlangsung
Yang unik saat Bakar Tongkang adalah masyarakatnya yang ramah. Masyarakat setempat akan membagikan minuman secara gratis selama proses berlangsung.
"Kita bagikan gratis selama pelaksanaan Bakar Tongkang minum. Semua silahkan ambil, tidak bayar karena ini sudah ajaran jaman nenek moyang kita," terang warga setempat, Yohanes.
Yohanes sendiri datang dari Singapura. Ia sengaja pulang ke kampung halaman dari jauh hari untuk merayakan tradisi bakar tongkang.
"Ini yang datang bukan hanya masyarakat, kita yang merantau ke luar biasanya bawa teman juga. Ada dari Singapura, Malaysia, bahkan AS juga ada datang," kata Yohanes. (Yoy)
Sumber : detiknews